Selasa, 31 Oktober 2023
Rm. 8:18-25; Mzm. 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Luk.13:18-21
Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.
(Luk 13:21)
Ketika saya tinggal di Dili, setiap pagi saya harus menyiapkan bekal sekolah. Setiap kali saya tanya: "Nak, mau bawa bekal apa?" Selalu dijawab: "Roti". Karena hampir setiap hari meminta roti, akhirnya saya tergerak untuk belajar membuat roti. Beberapa tahun kemudian, ketika kami mengalami kesulitan ekonomi, roti menjadi inspirasi saya untuk membuka toko bahan kue.
Singkat cerita, toko bahan kue saya tidak berjalan dengan baik, toko saya sepi. Untuk mengisi/ menghabiskan waktu saya membaca buku renungan harian dan bacaan-bacaan rohani, mengobrol dengan konsumen. Dalam obrolan dengan salah seorang ibu tunggal, (bukan Katolik) yang sedang dalam masalah. Saya katakan: "Ibu, apakah mau ikut saya ke adorasi di gereja? Nanti, ibu masuk ruangan di samping ruangan tempat saya berdoa (ruang pengakuan dosa). Dan disitu Ibu boleh ceritakan masalah ibu pada Allah." Jawabnya: "Ya, bu. Saya mau ikut."
Satu jam kemudian, ibu itu keluar dari ruang pengakuan dosa dengan mata sembab. Dan setelah itu kami berpisah, saya kembali ke toko dan dia pulang ke rumahnya. Setelah peristiwa itu, ibu itu sering pergi ke Adorasi sendirian. Selang beberapa bulan dia mengatakan mau dipermandikan menjadi Katolik. Satu tahun kemudian ibu itu dan anaknya dipermandikan.
Pengalaman yang tidak pernah saya rencanakan dengan campur tangan Tuhan, menjadikan keluarga ibu itu (ibunya seorang Katolik) merasakan sukacita karena anak dan cucunya telah menjadi seiman.
Sudahkah kita menjadi ragi yang mengkhamirkan tepung?
Doa:
Ya Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas anugerah-Mu, sehingga kami tetap tekun, setia berdoa kepada Kristus. Anugerahkanlah kami rahmat iman yang kuat sehingga kami menjadi ragi yang membawa banyak orang memuji dan memuliakan nama-Mu. Amin.