Rabu, 11 Oktober 2023
Yun 1-11 ; 2 Raj. 18:37 -19:19, 35-37 ; Luk. 11: 1-4
"Tuhan, ajarlah kami berdoa" (Luk. 11:1)
Doa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Kristen. Bahkan dapat dikatakan doa nafas hidup umat Kristiani. Sebagai seorang Katolik, kita patut bersyukur tersedianya doa dan devosi yang sudah disusun dengan apik, sehingga dapat dipakai untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan juga membantu pertumbuhan iman. Sayangnya, hal ini kurang melatih umat Katolik untuk berdoa spontan. Begitu sulitkah berdoa bagi umat Katolik?
Dalam bacaan injil hari ini, para murid Yesus yang setiap hari melihat-Nya berdoa, meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa. Hati mereka rindu untuk berdoa, karena terinspirasi oleh Yesus yang selalu tekun berdoa kepada Bapa-Nya.
Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada para murid-Nya sebagai pedoman untuk berdoa. Tidak ada alasan untuk tidak dapat berdoa, karena Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita bagaimana berdoa yang benar.
Hingga kini, doa Bapa Kami merupakan salah satu doa pokok yang dihafalkan oleh semua orang Kristiani. Tidak hanya dihafal, tapi perlu juga dipahami maknanya.
Kerangka doa Bapa Kami mengajar kita cara berdoa yang baik yaitu diawali dengan memuji dan memuliakan Bapa di surga, menyerahkan hidup seturut kehendak Bapa, memohon berkat secukupnya. Tidak perlu rangkaian kata yang panjang dan indah untuk datang pada Bapa di surga. Yang penting bagaimana doa membawa kita semakin dekat dengan Tuhan, mendengar suara-Nya dan mengerti kehendak-Nya dalam hidup kita.
Kiranya sebagai murid Yesus, kita semakin memiliki kerinduan untuk menjadikan doa sebagai prioritas dan bagian dalam hidup kita. Mari kita menghayati dan menerapkan makna doa Bapa Kami dalam kehidupan sehari-hari.