Minggu, 8 Oktober 2023
Yes 5: 1-7; Mzm 80:9.12.13-14.15-16.19-20;Flp 4: 6-9;Mat 21: 33-43
"Apakah yang masih harus Kuperbuat untuk kebun anggur-Ku itu yang belum Kuperbuat kepadanya. Aku menanti supaya ia menghasilkan buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?” (Yes 5: 4 )
Bacaan hari ini banyak menyebutkan kebun anggur. Saya teringat akan sebuah winery di daerah di Victoria, Australia. Waktu saya beserta keluarga ke sana, kami diberi cicipan hasil olahan anggur dari kebun itu. Saat itu baru kelihatan gerombolan buah-buah muda yang sangat menarik. Petani yang mewakili pemiliknya menjelaskan bagaimana usaha mereka memelihara pokok-pokok anggur yang mereka harapkan nantinya akan memberikan buah anggur terbaik dan melimpah jumlahnya.
Mereka menanam pokok yang baik, memberikan pupuk, membuang ranting yang tidak perlu, juga membuang gulma yang mengganggu pokok anggur tersebut. Segala upaya dan kerja keras terlihat dari pokok-pokok yang subur, kuat, sehat, seakan siap memberikan hasil terbaik sebagai balas perhatian dan kerja keras petani yang memelihara mereka. Saya yang melihat pemandangan ini ikut merasa senang.
Nabi Yesaya dalam “nyanyian tentang kebun anggur” menuliskan upaya- upaya dan usaha-usaha yang telah dilakukan Tuan pemilik kebun dengan harapan dapat menikmati panen anggur yang manis dan baik. Alih-alih panen yang baik, yang ada malahan anggur asam yang diperolehnya. Jeritan kekecewaan Tuan pemilik kebun anggur itu sangat menusuk hati. “Apakah yang masih harus Kuperbuat untuk kebun anggur-Ku itu yang belum Kuperbuat kepadanya?. Semua yang terbaik sudah diberikan maksimal. Balasannya?, hanya anggur asam. Kecewa, frustasi, sakit hati dan ketidakmengertian Tuan pemilik kebun dapat saya pahami.
Kelihatan begitu kejam pembalasan Tuan pemilik Kebun ketika didapati hanya anggur asam yang dihasilkan. Tuan itu akan merusak perlindungan bagi kebun itu, membiarkan kebun itu dimakan habis dan diinjak – injak, tidak dipelihara lagi dan bahkan tidak akan diturunkan hujan atasnya. Alangkah ngerinya luapan sakit hati Sang Tuan.
Tuhan, Sang Pemilik Kebun Anggur Kehidupan Saya, telah menunjukkan kasih sayang-Nya yang begitu luar biasa. Memelihara dan mencukupkan kebutuhan saya dan anak-anak dengan begitu sempurna. Saya ingin membalas semua kebaikan Tuhan dengan hidup yang sesuai keingin-Nya. Jangan sampai saya berbuah anggur asam yang membuat saya dilupakan-Nya. Izinkan saya menjadi anggur manis-Mu,Tuan.
Marilah kita berdoa:
Allah bapa Pemilik Langit dan Bumi dan Seisinya, kami mengucap syukur sampai hari ini kami masih dalam pemeliharaan tangan-Mu. Kasih sayang yang kau tunjukkan pada kami sungguh tak terucap dalam kata. Mohon ampun bila kadang kami lalai dan mengasilkan buah anggur yang mengecewakan-Mu. Pada saat itu, jangan buang kami dari kebun-Mu, ya Tuhan. Bantu kami dengan Roh Penolong yang Kau janjikan. Biarlah kami bisa kembali berbuah yang manis seperti yang Tuhan mau, amin.