Kamis, 5 Oktober 2023
Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11; Luk. 10:1-12.
Beberapa saat yang lalu, Yesus mengutus kedua belas murid (Lukas 9:1-6). Dia juga mengutus beberapa utusan mendahului perjalanan-Nya ke Yerusalem (Lukas 9:52). Hari ini, Dia mengutus tujuh puluh murid untuk mendahului-Nya ke tempat yang hendak dikunjungi-Nya (Lukas10:1-12).
Ada pesan-pesan penting dari sabda ini. Pertama, hanya sedikit pekerja yang memanen panenan yang melimpah. Di antara orang Kristen, hanya sedikit yang mau menjadi utusan Tuhan, mewartakan Injil. Kebanyakan adalah umat pasif.
Kedua, mewartakan Injil (kebenaran, kasih, bela rasa, dan keadilan) tidak mudah. Itu bagaikan domba pergi ke tengah serigala (Lukas 10:3). Mereka mesti menyadari ancaman dan tantangan yang mereka hadapi. Bukankah Gereja kini juga sedang menghadapi begitu banyak ancaman dari pelbagai pandangan dan mentalitas dunia modern?
Ketiga, para utusan itu mesti membawa damai. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9). Mereka mesti membawa damai batin yang mengalir dari Tuhan, sumber iman, harap, dan kasih.
Keempat, membawa tanda nyata hadirnya Kerajaan Allah, yakni penyembuhan. Bukan hanya penyembuhan fisik, melainkan penyembuhan batin. Artinya, membuat seseorang utuh kembali. Dengan demikian, orang mengalami damai batin. Bukankah kini banyak orang mengalami kegelisahan batin yang mendalam dan besar?
Ada banyak tugas yang para utusan lakukan. Salah satunya adalah mewartakan damai ke tempat-tempat yang mereka kunjungi (Lukas 10:5-6). Ini tugas yang amat relevan dengan kebutuhan manusia zaman ini.
Mewartakan Kerajaan Allah yang memberikan damai dalam hati merupakan tugas setiap orang Kristen. Mereka dapat melakukannya sebagai pribadi dan komunitas, baik di rumah, di tempat kerja maupun dalam masyarakat umum.
Tuhan membutuhkan para utusan damai itu. Maka, mari berdoa agar Dia memilih dan mengutus para pekerja. Mereka itu adalah setiap orang Kristen yang sudah ditetapkan oleh Yesus untuk menjadi duta damai dalam hidupnya.