Skip to main content

Mereka yang Mendengarkan Sabda Tuhan - Albertus Herwanta, O.Carm











Selasa, 10 Oktober 2023
Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8; Luk. 10:38-42
"Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya" (Lukas 10:39)

Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang mendengarkan sabda Tuhan. "Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya" (Lukas 11:28). Kali ini, kita melihat Tuhan bersabda kepada tiga macam orang, yakni nabi Yunus, penduduk Ninive, dan Maria, saudara Marta. 

Pertama, Yunus mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakan pesan Tuhan. "Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Ninive, sesuai dengan Sabda Tuhan" (Yunus 3:3). Yunus mendengarkan sabda Tuhan dalam rangka tugas kenabiannya. Dia mesti menyerukan pertobatan kepada penduduk Ninive. 

Kedua, penduduk Ninive mendengarkan sabda Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yunus (Yunus 3:4) dan bertobat dari dosa-dosanya (Yunus 3:5-9). Mereka mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam pertobatan untuk  memperoleh keselamatan. 

Ketiga, Maria mendengarkan sabda Yesus dan merenungkannya. "Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya" (Lukas 10:39). Maria menjadi teladan bagi mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dalam kontemplasi. Mereka memusatkan perhatiannya pada sabda Tuhan tanpa diganggu oleh pelbagai kesibukan dan kekhawatiran (Lukas 10:41). 

Masing-masing mendengarkan sabda Tuhan dan menanggapinya secara berbeda sesuai dengan maksud Tuhan. Yunus dan penduduk Ninive mendengarkan suara Tuhan dalam konteks pertobatan. Sedangkan Maria mendengarkan sabda Yesus dalam keheningan dan kontemplasi. 

Mendengarkan sabda Tuhan bisa mengarah pada dua tindakan. Pertama, tindakan eksternal seperti bertobat. Aksi dan hasilnya langsung kelihatan (Yunus pergi mewartakan dan penduduk Ninive berpuasa serta berkabung). Kedua, tindakan internal dan kontemplatif. 

Sikap mendengarkan sabda Tuhan dalam kontemplasi ini berpusat pada Tuhan. Maria melakukannya dengan memandang tiada henti kepada Tuhan Yesus dan mengarahkan seluruh perhatiannya kepada-Nya. Mereka yang mengikuti teladan Maria itu sungguh berbahagia, karena telah memilih bagian yang terbaik (Lukas 10:42). 

Mendengarkan sabda Tuhan itu bisa diikuti dengan mengubah kehidupan kita agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Bisa pula kita mendengarkan sabda Tuhan dalam rangka memusatkan perhatian kepada Tuhan. Keduanya diperlukan dalam menumbuhkan hidup rohani kita. 


Popular posts from this blog

[Ebook] SUKACITA NATAL

Mari dibaca ebook GRATIS: SUKACITA NATAL Berisi kumpulan pengalaman pribadi dari orang-orang yang menghayati dan mengalami sukacita Natal. Kiranya sukacita itu mengalir juga bagi para pembaca. Baca dan sebarkanlah ebook ini. Dan bersukacitalah.  TUHAN sudah datang. Klik pada kotak berpanah di kanan atas dari frame di bawah ini: Lagu dari cerita No. 8 PACAR PERTAMA bisa diputar di link ini: https://drive.google.com/file/d/1tcG__r5_hMM2Hv-EeC8nLg3wobCc4wYG/view?usp=drive_link

Jangan Malu Menjadi Katolik - Elisabet Putriana Sinurat

Sabtu, 21 Oktober 2023 Lukas 12: 8-12 “Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah” (Luk 12: 8-9). Dulu sewaktu masih kuliah, ada mata kuliah KKN (kuliah kerja nyata), di mana mahasiswa ditempatkan di desa. Pada saat KKN saya tinggal bersama 20 orang lainnya di sebuah desa kecil. Di antara kami semua, hanya ada 2 orang yang beragama Katolik. Pada awalnya saya merasa khawatir karena seorang teman saya yang Katolik selalu pulang ke rumahnya setiap hari Sabtu dan Minggu.   Saya merasa takut dikucilkan oleh teman teman, karena saya minoritas. Setiap hari Sabtu, kami mengadakan ibadah lingkungan di desa. Saya selalu berharap dan berdoa memohon arahan Roh Kudus semoga saya tetap bisa menjadi Katolik sejati.   Dalam injil hari ini, Tuhan mengajak kita untuk tidak khawatir mengakui iman kita di d

Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya penyelamatan?

Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya penyelamatan? Pertanyaaan di atas sering muncul dalam hatiku ketika kita dalam rangkaian perayaan Pekan Suci. Mulai dari Minggu Palma, Perjamuan Terakhir, Sengsara Yesus, wafat dan kebangkitan Yesus pada hari Paskah Apakah jika Yudas tidak berkhianat maka tidak terjadi kisah sengsara dan tidak ada karya penyelamatan Allah?. Hendaknya kita maklum bahwa Allah selalu setia dan memiliki rencana yang baik kepada manusia sesuai dengan hakekat-Nya yaitu Allah adalah Kasih. Namun Iblis juga memiliki rencananya terhadap manusia yang tentu sesuai dengan hakekatnya, hakekat Iblis. Yaitu adalah malaikat yang memberontak dan dilemparkan ke bumi dan menjadi pendakwa manusia ( bdk. Why. 12: 9). Di dalam Kejadian 37-50, saudara-saudara Yusuf mereka-reka ( merencanakan ) hal yang jahat terhadap Yusuf. Mereka ingin mencelakakan Yusuf dan menjualnya menjadi budak di Mesir. Namun, di akhir cerita, kita tahu bahwa Yusuf menjadi orang kedua yang paling berpengaruh d