Skip to main content

Mengandalkan Tuhan - Rufina Yulia











Rabu, 18 Oktober 2023
Lukas 10: 1-9
“Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Jangan membawa pundi-pundi atau kantong perbekalan atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.” (Lukas 10: 3-4)

Saat membaca bagian perikop bacaan di atas, saya teringat pengalaman saya dan teman-teman kala melayani salah satu keluarga umat di lingkungan kami. Abang yang selama ini tinggal di rumah keluarga tersebut tiba-tiba meninggal tengah malam, tanpa sakit atau keluhan apa pun sebelumnya. 

Pada waktu itu, kami semua baru pulang doa lingkungan. Dan karena sudah hampir tengah malam, sebagian besar sudah bersiap-siap untuk beristirahat. Tetiba, Ketua Lingkungan kami menelpon dan meminta berkumpul di rumah duka untuk membuat ibadat singkat, karena keesokan paginya jenazah akan langsung dibawa ke kampung halaman. 

Singkat cerita, selesai ibadat kami baru menyadari bahwa Bapak (tuan rumah) tidak ikut berdoa bersama, hanya istri tuan rumah dan keluarga dekat lainnya yang mendampingi. Saat kami menyalami, menyampaikan turut berduka sekaligus berpamitan pulang, sama sekali tidak ada ucapan terima kasih dari tuan rumah.

Jujur, saat itu ada rasa kecewa dalam hati, karena merasa tidak dihargai. Umat yang tidak pernah aktif terlibat di lingkungan dan bahkan tidak mengenal kami semua. Saat minta tolong tengah malam - kami langsung datang. Tapi ternyata, sambutannya tetap dingin, sama seperti responnya selama ini jika kami sapa saat bertemu di jalan.

Mengapa bisa kecewa? Ternyata, karena saya telah lalai; hanya mengandalkan akal budi dan kehendak pribadi. Mungkin itulah maksud Yesus supaya kita menjalani misi perutusan tanpa membawa pundi atau bekal atau kasut. Ia ingin kita “mengosongkan diri” dan hanya mengandalkan Dia seutuhnya dalam melayani. 

Marilah berdoa: Tuhan, ajari dan tuntunlah kami menjalani tugas perutusan kami masing-masing. Dengan pertolongan rahmat-Mu, mampukan kami agar tetap berpengharapan dan selalu mengandalkan-Mu.Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Popular posts from this blog

[Ebook] SUKACITA NATAL

Mari dibaca ebook GRATIS: SUKACITA NATAL Berisi kumpulan pengalaman pribadi dari orang-orang yang menghayati dan mengalami sukacita Natal. Kiranya sukacita itu mengalir juga bagi para pembaca. Baca dan sebarkanlah ebook ini. Dan bersukacitalah.  TUHAN sudah datang. Klik pada kotak berpanah di kanan atas dari frame di bawah ini: Lagu dari cerita No. 8 PACAR PERTAMA bisa diputar di link ini: https://drive.google.com/file/d/1tcG__r5_hMM2Hv-EeC8nLg3wobCc4wYG/view?usp=drive_link

Jangan Malu Menjadi Katolik - Elisabet Putriana Sinurat

Sabtu, 21 Oktober 2023 Lukas 12: 8-12 “Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah” (Luk 12: 8-9). Dulu sewaktu masih kuliah, ada mata kuliah KKN (kuliah kerja nyata), di mana mahasiswa ditempatkan di desa. Pada saat KKN saya tinggal bersama 20 orang lainnya di sebuah desa kecil. Di antara kami semua, hanya ada 2 orang yang beragama Katolik. Pada awalnya saya merasa khawatir karena seorang teman saya yang Katolik selalu pulang ke rumahnya setiap hari Sabtu dan Minggu.   Saya merasa takut dikucilkan oleh teman teman, karena saya minoritas. Setiap hari Sabtu, kami mengadakan ibadah lingkungan di desa. Saya selalu berharap dan berdoa memohon arahan Roh Kudus semoga saya tetap bisa menjadi Katolik sejati.   Dalam injil hari ini, Tuhan mengajak kita untuk tidak khawatir mengakui iman kita di d

Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya penyelamatan?

Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya penyelamatan? Pertanyaaan di atas sering muncul dalam hatiku ketika kita dalam rangkaian perayaan Pekan Suci. Mulai dari Minggu Palma, Perjamuan Terakhir, Sengsara Yesus, wafat dan kebangkitan Yesus pada hari Paskah Apakah jika Yudas tidak berkhianat maka tidak terjadi kisah sengsara dan tidak ada karya penyelamatan Allah?. Hendaknya kita maklum bahwa Allah selalu setia dan memiliki rencana yang baik kepada manusia sesuai dengan hakekat-Nya yaitu Allah adalah Kasih. Namun Iblis juga memiliki rencananya terhadap manusia yang tentu sesuai dengan hakekatnya, hakekat Iblis. Yaitu adalah malaikat yang memberontak dan dilemparkan ke bumi dan menjadi pendakwa manusia ( bdk. Why. 12: 9). Di dalam Kejadian 37-50, saudara-saudara Yusuf mereka-reka ( merencanakan ) hal yang jahat terhadap Yusuf. Mereka ingin mencelakakan Yusuf dan menjualnya menjadi budak di Mesir. Namun, di akhir cerita, kita tahu bahwa Yusuf menjadi orang kedua yang paling berpengaruh d