Skip to main content

Sempurnakan Filantropi untuk Kemuliaan Tuhan - Tjokro Libianto.

Minggu, 1 Oktober 2023

"Sempurnakanlah suka citaku, hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, tanpa mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia sia." (Flp. 2:1)

Dalam budaya Jawa, ada pepatah: “Nggah nggih, nggah nggih, ora kepanggih.” Inilah sindiran terhadap orang yang mudah mengatakan “ya”, tetapi tidak melaksanakannya. Seperti inilah gambaran sikap salah satu anak laki-laki yang diminta bekerja di kebun anggur oleh bapaknya, yang mengatakan, “Baik bapak,” tetapi tidak melakukan. Berbeda dengan anak lainnya yang mengatakan, “Aku tidak mau,” tetapi kemudian menyesal dan pergi.

Seorang pengusaha Kristen, pada awal usahanya, setiap diminta kontribusi dalam karya sosial, bersikap seperti salah satu anak laki-laki dalam perumpamaan di atas (“ya”, tetapi tidak melakukan). Setelah semakin sukses, dia berubah, karya sosial dikerjakan secara proaktif menggunakan sebagian kekayaannya (filantropis). Dia berubah dan menjawab dengan “ya.” Dia berkontribusi bahkan disertai publikasi. Filantropi berhasil membawa pengusaha tersebut menjadi penguasa yang bisa menggunakan uang publik untuk kerja sosialnya.

Bacaan injil hari ini memberikan dua kata kunci menyesal dan pergi (melakukan kehendak Bapa). Yehezkial mengutip kata-kata Tuhan, “Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan melakukan keadilan dan kebenaran, ia menyelamatkan nyawanya, ia pasti hidup.” (Yeh 18:27)

Santo Paulus mengatakan, “Sempurnakanlah suka citaku, hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, tanpa mencari “kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia”. Contohnya, Tuhan Yesus Kristus, yang mengosongkan diri-Nya sendiri, merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib, sehingga Allah meninggikan Dia, Yesus adalah Tuhan, bagi “kemuliaan Allah Bapa.” (Flp. 2:2-3a, 7a, 8, 11b)

Melaksanakan ajaran atau perintah Tuhan tidak cukup dengan jawaban “ya” dan “melakukan,” tetapi harus disertai “motivasi atau maksud” yang benar dalam hati dan pikiran. Perlu ada penyesalan (repent), berserah (surrender) dan melakukan “hanya untuk kemuliaan Allah Bapa,” bukan untuk kepentingan atau pencitraan diri.

Doa: Terima kasih Tuhan atas teguran yang Engkau berikan dalam bacaan hari ini sehinga aku bisa menyempurnakan pemahaman atas ajaran-Mu dan menjalankan dengan motivasi yang benar. Amin.

Berdasarkan Bacaan Hari Minggu Biasa XXVI, 1 Oktober 2023: Mat. 21:28-32, Yeh. 18:25-28, Flp. 2:1-11.


.


Popular posts from this blog

[Ebook] SUKACITA NATAL

Mari dibaca ebook GRATIS: SUKACITA NATAL Berisi kumpulan pengalaman pribadi dari orang-orang yang menghayati dan mengalami sukacita Natal. Kiranya sukacita itu mengalir juga bagi para pembaca. Baca dan sebarkanlah ebook ini. Dan bersukacitalah.  TUHAN sudah datang. Klik pada kotak berpanah di kanan atas dari frame di bawah ini: Lagu dari cerita No. 8 PACAR PERTAMA bisa diputar di link ini: https://drive.google.com/file/d/1tcG__r5_hMM2Hv-EeC8nLg3wobCc4wYG/view?usp=drive_link

Jangan Malu Menjadi Katolik - Elisabet Putriana Sinurat

Sabtu, 21 Oktober 2023 Lukas 12: 8-12 “Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah” (Luk 12: 8-9). Dulu sewaktu masih kuliah, ada mata kuliah KKN (kuliah kerja nyata), di mana mahasiswa ditempatkan di desa. Pada saat KKN saya tinggal bersama 20 orang lainnya di sebuah desa kecil. Di antara kami semua, hanya ada 2 orang yang beragama Katolik. Pada awalnya saya merasa khawatir karena seorang teman saya yang Katolik selalu pulang ke rumahnya setiap hari Sabtu dan Minggu.   Saya merasa takut dikucilkan oleh teman teman, karena saya minoritas. Setiap hari Sabtu, kami mengadakan ibadah lingkungan di desa. Saya selalu berharap dan berdoa memohon arahan Roh Kudus semoga saya tetap bisa menjadi Katolik sejati.   Dalam injil hari ini, Tuhan mengajak kita untuk tidak khawatir mengakui iman kita di d

Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya penyelamatan?

Apakah Yudas Iskariot berjasa dalam karya penyelamatan? Pertanyaaan di atas sering muncul dalam hatiku ketika kita dalam rangkaian perayaan Pekan Suci. Mulai dari Minggu Palma, Perjamuan Terakhir, Sengsara Yesus, wafat dan kebangkitan Yesus pada hari Paskah Apakah jika Yudas tidak berkhianat maka tidak terjadi kisah sengsara dan tidak ada karya penyelamatan Allah?. Hendaknya kita maklum bahwa Allah selalu setia dan memiliki rencana yang baik kepada manusia sesuai dengan hakekat-Nya yaitu Allah adalah Kasih. Namun Iblis juga memiliki rencananya terhadap manusia yang tentu sesuai dengan hakekatnya, hakekat Iblis. Yaitu adalah malaikat yang memberontak dan dilemparkan ke bumi dan menjadi pendakwa manusia ( bdk. Why. 12: 9). Di dalam Kejadian 37-50, saudara-saudara Yusuf mereka-reka ( merencanakan ) hal yang jahat terhadap Yusuf. Mereka ingin mencelakakan Yusuf dan menjualnya menjadi budak di Mesir. Namun, di akhir cerita, kita tahu bahwa Yusuf menjadi orang kedua yang paling berpengaruh d